Unduh Aplikasi Guru Binar
Edukasi Kurikulum Merdeka Pendidikan
Author : ELISA AMELIA
Editor :

Apa saja hambatan guru dalam perencanaan pembelajaran Matematika ?

Apa saja hambatan guru dalam perencanaan pembelajaran Matematika ?





Adanya perubahan yang dirasakan oleh guru dalam membuat perencanaan pembelajaran matematika pada implementasi kurikulum merdeka ini menghadapakannya pada hambatan yang perlu diatasi dengan baik.  Lalu apa saja hambatan-hambatan   dalam   mengimplementasikan   Kurikulum   Merdeka   dalam perencanaan pembelajaran Matematika? Dalam pengamatan di sekolah penempatan kampus mengajar berikut hambatan hambatan-hambatan   dalam   mengimplementasikan   Kurikulum   Merdeka   dalam perencanaan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

Kurangnya pemahaman cara/menurunkan/menerjemahkan CP menjadi tujuan pembelajaran

Pada hambatan yang pertama yakni kurangnya pemahaman cara/menurunkan/menerjemahkan CP menjadi tujuan pembelajaran. Guru  belum  memahami  cara  menurunkan/  menerjemahkan  CP  menjadi  tujuan pembelajaran, sehingga materi yang diberikan belum mengacu pada materi esensial, melainkan masih mengacu pada kurikulum sebelumnya. Padahal modul ajar pada kurikulum ini mengacu pada rencana pembelajaran dimana dalam modul ada ajar ini juga disuaikan dengan  kebutuhan  peserta  didik. 

Kesulitan dalam menentukan model pembelajaran dan asesmen

Pada hambatan yang kedua, guru kesulitan untuk  menentukan  model  pembelajaran  dan  asesmen  yang  digunakan karena  heterogenitas siswa di dalam kelas terkait dengan tingkat pemahaman siswa, kemampuan  berpikir  siswa,  keterampilan  siswa,  gaya  belajar,  tingkat  percaya  diri,  dan  tingkat konsentrasi.  Oleh karenanya guru harus menentukan model pembelajaran dan asesmen yang sesuai.

Keterbatasan   referensi   guru   mengenai   model   pembelajaran  

Pada hambatan yang ketiga, keterbatasan   referensi   guru   mengenai   model   pembelajaran   yang   dapat mengakomodasi pembelajaran berdeferesiasi, guru mengalami kesulitan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat sehingga trial and errorPadahal dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu cara pembelajaran yang berpusat pada murid. 

Kesulitan dalam mencari berbagai macam sumber referensi 

Pada hambatan yang keempat, guru kesulitan dalam mencari berbagai macam sumber referensi contoh pembelajaran yang berdeferensiasi karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah khususnya jaringan internet, perangkat keras seperti komputer/PC. Tentunya keberadaan sarana dan prasarana yang menunjang akan sangat berdampak baik pada keberhasilan implementasi penerapan kurikulum merdeka. Akan tetapi masih banyak sekolah yang kesulitan dalam ketersediaan alat-alat IT. 

 Keterbatasan pengetahuan awal dan penguasaan materi dan kontekstual 

Pada hambatan yang kelima, guru memiliki keterbatasan pengetahuan awal dan penguasaan materi dan kontekstual sehingga kesulitan dalam menyusun pertanyaan pemantik. padahal dengan adanya pertanyaan pemantik yang sesuai dengan materi, dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dan membuat siswa dapat masuk ke dalam topik yang sedang dibicarakan.

Melihat  hambatan-hambatan di atas, dapat  disimpulkan  bahwa  dalam  prosesnya  guru  masih mengalami  kendala  dalam  membuat  modul  ajar, hal  tersebut  karena  modul  ajar  ini  merupakan sesuatu  hal  yang  baru  dari  sebelumnya.  Dengan  demikian,  pada  saat  proses  penyusunannya membutuhkan  waktu  yang  sedikit  lama.  Hal  tersebut karena format  modul  ajar  ini  berbeda  dengan RPP yang dikembangkan pada Kurikulum 2013.

Oleh karena itu, guru sebagai garda terdepan dari perubahan yang ada mau tak mau harus siap dalam mengambil upaya dan berani belajar maupun mencoba. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti pelatihan dalam membuat modul ajar seperti melalui MGMP. Diharapkan dengan adanya diskusi terjadi tukar pendapat mengenai solusi terkait kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam pembuatan modul ajar. Agar guru tak hanya sekadar beradaptasi, namun mampu dalam menyiapkan siswa sebagai generasi bangsa yang mampu menjawab tantangan di masa depan. 

Sumber dan referensi :

Aprima, D., & Sari, S. (2022). Analisis Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pelajaran Matematika SD. Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13(1), 95–101. https://www.iocscience.org/ejournal/index.php/Cendikia/article/view/2960

Maryam, S., Ningsih, D. N., Sanusi, D., Wibawa, D. C., Ningsih, D. S. N., Fauzi, H. F., & Ramdan, M. N. (2022). Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Yang Inovatif, Adaptif, Dan Kolaboratif. Journal of Empowerment, 3(1), 82. https://doi.org/10.35194/je.v3i1.2322

Pandu, R., Purnamasari, I., & Nuvitalia, D. (2023). Pengaruh Pertanyaan Pemantik Terhadap Kemampuan Bernalar Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik. 1(2), 127–134.

Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4), 5877–5889. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1230

Seluruh materi yang terkandung dalam website ini dilindungi oleh Hak Cipta, dan tidak dapat diproduksi ulang, dipublikasi kembali, didistribusikan kembali, dikirimkan, ditampilkan, disebarluaskan atau dipergunakan dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak Guru Binar.
Nama dan logo dari Guru binar serta hal-hal lain terkait merek, nama usaha dan hak kekayaan intelektual lainnya merupakan milik Guru binar dan tidak dapat digunakan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Guru Binar. Sebagai catatan, beberapa konten yang tertera dalam website ini mungkin tunduk pada ketentuan hak cipta pihak ketiga lainnya.